A.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa
bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa
bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar
untuk dapat ditahan.
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan
kecil dan tidak menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat
mengiringi gempa bumi besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas
gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan
Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga sembilan
berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur dengan
menggunakan ukuran Skala Mercalli. Ayat tentang gempa bumi terdapat pada surah
Al-Zalzalah ayat 1-8 yang artinya :
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi
telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya:
“Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya,
karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam,
supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8)
B.
Penyebab
Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan
lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam
kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa bumi
lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa
bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian
lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau ekstraksi cairan
dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi
dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari
peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes
rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan
oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
C.
Jenis
– Jenis Gempa Bumi
Ada
tiga jenis gempa bumi yang dapat dibedakan dilihat menurut terjadinya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||
Dari
keempat jenis gempa itu, jenis Gempa Bumi Jatuhan jarang sekali terjadi di
muka bumi, sehingga para ahli kerap mengabaikan untuk memasukkan jenis gempa
bumi jatuhan dalam pembahasan gempa bumi. Sebaliknya, gempa bumi tetonik
merupakan gempa bumi yang paling sering terjadi dan paling berbahaya
menimbulkan korban fisik dan manusia
|
||||
Gempa
bumi tektonik memiliki getaran paling dahsyat. Getarannya mengakibatkan
patahnya lapisan permukaan bumi. Akibatnya permukaan tanah menjadi terbelah,
jalan raya, rumah, jembatan serta bangunan fisik lain menjadi rusak dan
hancur, bahkan menimbulkan korban jiwa manusia yang tidak sedikit
|
||||
Gempa
tektonik kebanyakan terjadi di daerah subduksi yaitu daerah dimana terjadi
pergeseran lempeng tektonik yang menyusup atau menunjam ke lempeng tektonik
lainya Di daerah subduksi ini dapat terjadi gempa gempa dangkal , sedang dan
dalam..
|
||||
|
||||
Pusat
gempa yang berada di bawah permukaan bumi disebut dengan hiposentrum.
Sedangkan lokasi di permukaan bumi yang terletak tegak lurus dari hiposentrum
dikenali sebagai 'epicenter' atau epicentrum. Semakin dangkal hiposentrum
gempa bumi semakin besar potensi kerusakan. Gempa bumi merambat dengan cepat
ke segala arah dan menimbulkan kerusakan namun pada episentrum inilah
kerusakan paling parah terjadi.
|
||||
Gempa
bumi dapat dibedakan menurut kedalam hiposentrum yaitu gempa bumi dangkal,
gempa bumi sedang dan gempa bumi dalam.
|
||||
|
||||
Menurut
lokasinya, gempa bumi dibedakan menjadi dua: gempa bumi daratan dan gempa
bumi lautan.
|
||||
|
||||
|
E.
Proses Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi pada saat batuan di kerak bumi
mengalami tekanan yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang
menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di kerak
bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng samudera dan
lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Proses
terjadinya gempa bumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut:
Gambar
Proses Terjadinya Gempa Bumi
Lempeng
samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua
di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng
itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang
lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi.
Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran.
Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan
yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut
mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang
gempa bumi (seismic waves). Nah, di sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng
itulah gempa bumi bisa terjadi.
Dalam
setahun, gempa bumi dapat terjadi hingga jutaan kali akibat dari pergerakan
lempeng bumi yang sangat aktif. Akan tetapi, getarannya tidak terasa oleh
manusia yang ada di atas permukaan bumi. Gempa bumi yang dirasakan oleh manusia
hanya puluhan kali pada setiap tahunnya dan akibatnya dapat merusak bangunan
yang ada di atasnya. Kekuatan gempa bumi diukur dengan skala Richter. Skala
Richter diukur mulai dari 1 (getaran ringan) sampai dengan 9 (getaran merusak).
Gempa terburuk dan terparah terjadi pada akhir tahun 2004, yaitu di lautan
Hindia, Banda Aceh, Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar