Selasa, 21 Juni 2016

BUMI

A.    Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.
Dalam bahasa Indonesia, kata bumi berasal dari bahasa Sanskerta bhumi, yang berarti tanah, dan selalu ditulis dengan huruf kapital ("Bumi"), untuk merujuk pada planet Bumi, sementara "bumi" dengan huruf kecil merujuk pada permukaan dunia, atau tanah.Adapun ayat yang berhubungan dengan bumi terdapat padah surah Taha, 20:53 yang artinya :
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Taha 20:53)
B.     Hipotesa Kejadian Bumi
1.      Hipotesis Kabut- Teori Nebula
Teori ini dikemukakan oleh Kant (1755) seorang Jerman dan Laplace (1796) seorang Perancis. Masing-masing mengemukakan teori kabut mengenai susunan matahari, kemudian disempurnakan oleh CF Van Weizacher (1944) dan G.P. Kuiper (1951) sehingga menjadi teori kondensasi.
 Garis besar teori ini bahwa Tata surya pada mulanya awan gas atau nebula yang berputar. Sambil memadat, pusat awan ini memutar dengan cepat. Melepaskan cincin-cincin gas, yang kemudian membentuk planet-planet, satelit-satelit yang beredar. Dan massa intinya menjadi matahari yang sekarang ini.
2.      Hipotesis Planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton (1905). Masingmasing mengemukakan teorinya yang terkenal, yaitu teori planetesimal.
Garis besar teori ini adalah susunan matahari terlebih dahulu merupakan sebuah kabut pilin. Pada kabut pilin ada himpunan benda-benda halus yang disebut planetesimal. Yang lebih besar menarik yang kecil, kemudian menjadi bola besar di tengah-tengahnya. Akhirnya bola besar itu menjadi matahari dan planetesimal menjadi planet-planet.

Oleh karena kabut pilin sejak semula dalam keadaan berputar maka segala planet bersama satelitnya masih tetap berotasi serta semuanya beredar mengelilingi pusatnya, yaitu matahari.
3.      Hipotesis Pasang Surut
Teori ini dikemukakan oleh Yames Yeans (1917) ahli bintang bangsa Amerika. Ia mengemukakan teori pasang surut.
Garis besar teori ini adalah bumi dibentuk pada waktu sebuah bintang melintas berdekatan dengan matahari dan menarik keluar dari permukaan matahari gumpalan gas yang amat besar berbentuk cerutu. Kemudian gumpalan gas tersebut pecah menjadi bagian-bagian yang mendingin dan memadat membentuk planet-planet.
4.      Hipotesis Peledakan Bintang
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi Inggris Fred Hoyle (1956). Matahari mempunyai kawan sebuah bintang, pada mulanya berevolusi satu sama lain, kemudian ada di antaranya yang memadat dan mungkin terjerat ke dalam orbit keliling matahari yang lain, lalu meledak dan bebas di ruang angkasa. Teori ini didukung banyak ahli astronomi karena dewasa ini banyak diketemukan bintang ganda atau kembar.
5.      Hipotesis Kuiper
Astronom Gerard P. Kuiper (1905 - 1975) menjelaskan bahwa alam semesta terdiri atas formasi bintang-bintang. Menurut dia pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya, kemudian memadat menjadi bintang tunggal, yaitu matahari.
Peristiwa berikutnya, kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan adanya daya tarik dari massa yang lebih besar, menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah-pecah menjadi awan yang lebih kecil yang disebut proto planet.
Setelah suatu periode yang lama, proto planet tersebut menjadi planet-planet seperti yang kita lihat sekarang ini. Bila kedua awan mempunyai ukuran yang sama maka akan terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat sering terjadi di alam semesta ini.
Ketika matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi radiasi dipancarkan. Energi itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang, seperti hidrogen dan helium dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet yang paling dekat dengan matahari.

C.    Struktur Bumi
Secara garis besar, lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti ( core). Struktur bumi seperti itu mirip dengan telur, yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya sebagai inti bumi.
1.                  Kerak Bumi (crush)
Lapisan ini menempati bagian paling luar dengan tebal 6-50 km. Tebal lapisan ini tidak sama di setiap tempat, di benua tebalnya 20-50 km, samudra 0-5km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Tersusun dari materi-materi padat yang kaya silisium dan uluminium. Kerak bumi ini dapat dibagi 2 yaitu:
·         Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 0-5km atau bersamaan dengan air diatasnya sekitar 6-12 km. Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak bumi yang menyusun lantai dasar samudera.
·         Kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-50 km. Batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak benua atau kerak kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau benua.
Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 ◦C. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
   Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan menjadi beberapa lapisan yaitu :
1.        Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah humus.
2.       Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang                                                           sedikit gersang dan terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan nama lapisan tanah liat.
3.       Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih belum sempurna pembentukannya.
4.       Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat  bebatuan padat sebagai penyusunnya.

2.      Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya dibawah lapisan kerak bumi. Lapisan ini sebagian besar berupa silikat/besi dan magnesium. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Selimut bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3.000◦C,tetapi tekanannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Selimut bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer dan mesosfer.
a.       Litosfer
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 100 km. Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.
b.      Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan yang teletak dibawah lapisan litosfer. Lapisan ini tebalnya 100-400km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk). Astenosfer ini terdiri dari materi dalam keadaan cair atau semi-cair. Astenosfer suhu normalnya adalah antara 1.400 sampai 3.000 derajat Celcius derajat Celcius.

c.       Mesosfer merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan astenosfer.
Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
3.      Inti Bumi (Core)
Inti bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam.
·         Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C.
·         Inti Bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. Inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. Inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni litosfer, hidosfer, atmosfer,dan biosfer

1.      Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km.  Berdasarkan profil temperature secara vertical, lapisan-lapisan atmosfer dapat dibagi menjadi :
·         Troposfer ( 0 – 10 Km) Merupakan atmosfer terbawah dan dekat dengan Bumi. Pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujan ,petir, dan lain – lain.
·         Stratosfer ( 10 – 30 Km) Pada lapisan ini, terjadi peningkatan temperature karena bertambahnya ketinggian. Ozon (O3) terdapat pada lapisan ini dengan ketinggian 25 Km dari permukaan Bumi.
·         Mesosfer (30 – 50 Km) Lapisan ini mempunyai ion atau udara yang bermuatan listrik (Lapisan D) yang berfungsi untuk memantulkan gelombang radio. Karena adanya muatan listrik tersebut, Kita dapt berkomunikasi dengan orang lain di luar negri.
·         Termosfer (50 - 400Km) Lapisan ini berfungsi untuk melindungi bumi dari meteor dengan cara membakarnya. Hal ini disebabkan karena lapisan atmosfer mempunyai atom yang bermuatan listrik atau terionisasi radiasi matahari
·         Eksosfer  > 400 Km
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi.  Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah.  Batas antara ekosfr (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas.  Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah  yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi.  Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
2.      Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O.  Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan.  Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi  disebut hidrosfer. Siklus Air / Siklus hidrologi merupakan suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
3.      Litosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya lapisan.  Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km.  Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat.  Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km.  Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat.  Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. 
D.    Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi.  Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio  yang berarti hidup dan sphereyang berarti lapisan.  Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.  Termsuk semua bisofer adalah semua bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin berkurang.  Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer, baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik biosfer ini terbagi tiga, yaitu lotosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

E.     Pengaruh bentuk, persebaran, dan potensi muka terhadap kehidupan
1.      Pengaruh Bentuk Muka Bumi terhadap Kehidupan
Permukaan bumi mengalami perubahan baik secara evolusi (lambat) maupun revolusi (cepat). Perubahan ini disebabkan adanya tenaga endogen dan eksogen. Adanya keragaman bentuk muka bumi ini menyebabkan perbedaan berbagai aspek, antara lain : iklim, kesuburan tanah, tata air, dan unsur-unsur lainnya. Perbedaan semua aspek tersebut tentu saja berpengaruh terhadap mahluk hidup (tumbuhan, hewan, dan manusia) di sekitarnya.
Pengaruh bentuk muka bumi terhadap kehidupan di daerah pegunungan dan dataran rendah dari aspek tumbuhan, mata pencaharian, makanan, pakaian, bentuk rumah, dan sistem transportasi.
·         Kehidupan di daerah pegunungan
                      Daerah pegunungan umumnya memiliki tanah yang subur, karena disamping daerah vulkanis juga memiliki curah hujan yang tinggi. Kesuburan tanah ini berpengaruh terhadap mata pencaharian penduduk sekitarnya. Umumnya penduduk daerah pegunungan menggantungkan hidupnya dari pertanian dan perkebunan. Tanaman yang mereka tanam seperti kina, teh, kopi, sayur-sayuran, dan berbagai jenis buahbuahan. Daerah pegunungan memiliki alam yang berbukit-bukit. Tidak sedikit di antara bukitdipisahkan oleh lembah, lereng atau sungai. Kondisi alam seperti ini kurang menguntungkan dalam bidang transportasi. Untuk berjalan kaki saja dirasakan berat, karena harus mendaki (naik dan turun). Oleh karena itu pembangunan jalan raya atau jalan kereta api relatif sulit dan memerlukan biaya besar.


·         Kehidupan didaerah rendah
                      Dataran rendah umumnya berpenduduk padat. Begitu pula kota-kota besar juga umumnya berada di dataran rendah. Dataran rendah tanahnya relatif luas, sarana dan prasarana juga mudah dibangun, tanahnya relatif subur dan mempunyai cadangan air yang cukup. Semua itu mendukung pertumbuhan daerah dataran rendah menjadi sebuah kota. Karena itu dataran rendah secara umum penduduknya lebih cepat maju. Mata pencaharian penduduk lebih bervariasi, ada yang bertani, nelayan, berdagang, industri, maupun bergerak dalam bidang jasa. Pembangunan sarana transportasi di dataran rendah juga lebih menguntungkan. Perjalanan bisa lebih cepat karena jalannya lurus dan tidak mendaki. Biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan juga lebih murah dan mudah.
2.      Sebaran Bentuk Muka Bumi dan Potensinya
·         Sebaran bentuk muka bumi
                      Muka bumi kita ada yang merupakan daerah pegunungan, gunung, dataran rendah, dataran tinggi, lembah, dan lain-lain. Perbedaan bentuk muka bumi ini sebenarnya merupakan potensi penunjang kehidupan manusia.
·         Potensi lahan bagi kehidupan
                  Sebaran bentuk muka bumi berpengaruh terhadap cara pemanfaatan lahan, baik untuk keperluan pertanian, industri, pemukiman, perdagangan dan keperluan lainnya. Oleh karena itu pengetahuan tentang bentuk muka bumi ini sangat penting artinya dalam menunjang kehidupan manusia. Lahan (land) merupakan lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisik ini bisa berupa relief/topografi, iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik adalah tumbuhan, hewan, dan manusia.
 Lahan kritis

                  Lahan kritis adalah lahan yang kemampuan produksinya sangat kurang, baik dalam bidang pertanian, industri, pemukiman, atau keperluan lainnya. Jika lahan kritis dihubungkan dengan pertanian, maka lahan kritis yang dimaksud adalah lahan tandus dan sudah tidak mampu berproduksi lagi. Di lahan kritis biasanya sifat-sifat fisik dan kimia tanah sudah hilang. Begitu pula hampir seluruh lapisan tanah paling atas (lapisan subur) juga sudah hilang. Hal ini disebabkan oleh cepatnya proses erosi dan transportasi pada tanah tersebut, sementara proses pembentukan tanah memakan waktu yang relatif lama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar